Benarkah Penumpukan Email Menyebabkan Pemanasan Global?
Jumat, 3 Juni 2022 06:00 WIB
Email merupakan suatu metode mengirim pesan menggunakan jaringan internet, lalu apakah ada hubungan antara email dengan pemanasan global yang akhir-akhir ini meningkat?
Pemanasan global adalah kejadian meningkatnya suhu rata-rata atmosfer, laut dan daratan bumi. Fenomena global ini dipicu oleh kegiatan manusia terutama yang berkaitan dengan penggunaan bahan fosil dan kegiatan alih guna lahan. Beberapa penyebab pemanasan global adalah gaya hidup, pola konsumsi dan pertumbuhan penduduk yang tidak teratur, ditambah dengan beragam aktivitas manusia yang adakalanya merusak lingkungan. Pemanasan global semakin meningkat dari tahun ke tahun disebabkan oleh kegiatan manusia yang semakin berkembang.
Akhir-akhir ini pemanasan global dikaitkan dengan sosial media yang banyak digunakan masyarakat, salah satunya email yang merupakan suatu metode pengiriman surat dalam bentuk digital dengan memanfaatkan jaringan internet. Pada umumnya email berisi pesan-pesan broadcast dari berbagai layanan sehingga terjadi penumpukan pesan. Penumpukan pesan inilah yang menjadi perbincangan di sosial media terkait hubungannya dengan perubahan iklim dan pemanasan global.
Tumpukan email tersebut akan membuat kinerja server layanan email menjadi lebih besar sehingga menghasilkan polusi lebih tinggi yang dapat meningkatkan emisi karbon bumi. Hal ini diperkuat lagi mengutip dari penjelasan di dnktv.uinjkt.ac.id, disebutkan bahwa penggunaan email dapat mengancam dan memperburuk pemanasan global. Hal ini dikarenakan, mengirim email bisa menambah karbon dioksida (CO2) beracun.
Umumnya, email yang kita biarkan menumpuk akan ditersimpan di cloud atau komputasi awan. Penyimpanan ini membutuhkan energi listrik dalam jumlah yang signifikan. Energi tersebut sebagian besar masih dihasilkan bahan bakar fosil. Maka dari itu, dampak menumpuk email bisa mempengaruhi pemanasan global. Sehingga masyarakat beranggapan bahwa menghapus email dapat mengurangi pemanasan global di dunia.
Namun, pernyataan tersebut dibantah oleh pakar Sains Data FTMM UNAIR, Muhammad Noor Fakhruzzaman, S.Kom., M.Sc, yang menilai isu itu tidak benar. Menurutnya, “Meskipun kita menghapus semua email kita, server akan terus berjalan dan mengonsumsi listrik. Hal ini tetap mengeluarkan emisi karbon selama terdapat aktivitas surat menyurat para pengguna email”.
Diperkuat lagi, menurut data dari Dewan Teknologi, Informasi, dan Komunikasi Nasional (wantiknas) pandemi meningkatkan aktivitas digital masyarakat secara signifikan. Traffic penggunaan media sosial WhatsApp dan Instagram meningkat 40 persen, belum lagi virtual meeting akibat work from home dan pembelajaran daring. Ruzza menyebut, daripada penggunaan email, aktivitas sosial media dan virtual meeting jauh lebih memakan banyak energi. Pasalnya, kebutuhan energi dari sosial media jauh lebih besar karena harus mentransmisikan data berupa gambar dan video.
Referensi:
https://ftmm.unair.ac.id/benarkah-menghapus-email-dapat-mengurangi-pemanasan-global-berikut-tanggapan-dosen-tsd/
http://repository.uki.ac.id/4908/1/PEMANASANGLOBAL.pdf

Sarjana Terapan Administrasi Negara Universitas Negeri Surabaya
0 Pengikut

Benarkah Penumpukan Email Menyebabkan Pemanasan Global?
Jumat, 3 Juni 2022 06:00 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler